Minggu, 17 Desember 2017

MUHAMMAD GILANG RAMADHAN: 3 Tips Rahasia Sukses Kuliah di Jepang Pakai LPDP!





Nama saya Muhammad Gilang Ramadhan atau biasa dipanggil Agil asal dari Bandung. Sekarang sedang menempuh studi Master di program Life Science Innovation,  University of Tsukuba, Jepang dengan dengan konsentrasi di bidang Food Innovation. Program ini merupakan salah satu international program di University of Tsukuba sehingga bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggis. Dalam studi Master ini saya menggunakan beasiswa LPDP.


Why Japan?


Pada saat kuliah S1 di Unpad saya beberapa kali diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan nasional maupun internasional. Dari kegiatan-kegiatan itulah saya sedikit banyak mendapat pengalaman sekaligus pemahaman bahwa apa yang saya ketahui tentang bidang saya pada saat itu masih sangat sedikit sedangkan tantangannya sangat banyak. Maka dari itulah saya berharap bahwa dengan berkuliah di luar negeri saya bisa mendapatkan banyak insight dengan sudut pandang yang berbeda-beda tentang bidang keilmuan saya mengingat kesempatan saya untuk berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai negara pun terbuka lebar. Hal kedua yang memotivasi saya untuk berkuliah di luar negeri adalah kesempatan saya untuk dapat mempelajari nilai-nilai kehidupan yang mungkin akan lebih banyak saya dapatkan ketika saya berada di luar zona nyaman saya (Indonesia).


Lantas kenapa memilih Jepang?


Seperti apa yang telah saya sebutkan sebelumnya bahwa saya ingin memperluas wawasan di bidang yang sedang saya geluti sekarang, Jepang merupakan negara yang memiliki komitmen yang kuat dalam dunia pendidikan dan penelitian selain itu program yang saat ini saya ambil menawarkan kurikulum yang sangat cocok dengan apa yang saya inginkan.


Tentang perkuliahan


Life Science Innovation Program merupakan Integrated Program yang menghubungkan 4 fokus bidang studi yang berbeda yaitu Disease Mechanism, Drug Discovery, Food Innovation and Environmental Management. Sesuai dengan namanya, program ini diharapkan dapat menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang dapat membantu menghasilkan solusi terhadap masalah-masalah yang muncul di masyarakat melalui pendekatan inovatif lintas disiplin ilmu. Oleh karena itu meskipun saya mengambil fokus bidang studi di Food Innovation, namun mata kuliah yang saya pelajari tidak terpaku di bidang food saja namun juga terkait dengan aplikasinya di bidang kesehatan dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan.


Sistem perkuliahan disini sejujurnya tidak jauh berbeda dengan di Indonesia baik itu suasana belajar di kelas maupun ujiannya. Mungkin yang membedakan dengan di Indonesia terletak di porsi risetnya. Di sini porsi riset lebih banyak dibandingkan dengan kuliahnya. Sebagai contoh dalam satu minggu saya bisa saja hanya memiliki 3 kelas namun bukan berarti saya bisa pulang setelah kelas berakhir. Saya masih harus menghabiskan waktu saya di student room/ laboratorium minimal 8 jam dalam sehari.


Lingkungan kampus


Karena University of Tsukuba merupakan universitas ke-2 yang memiliki jumlah mahasiswa asing terbanyak di Jepang maka lingkungan kampusnya pun lebih terasa “Internasional” meskipun tetap saja untuk berinteraksi dengan warga lokal kita sebisa mungkin dituntut untuk mengerti bahasa Jepang. Fasilitas yang tersedia dikampus sangat beragam mulai dari fasilitas akademik sampai fasilitas olahraga. Beberapa fasilitas kampus yang sering saya pakai adalah “dormitory community center” yang biasa kita (PPI) pakai untuk acara gathering, seminar room di perpustakaan untuk siaran radio PPI Jepang dan barbeque space untuk kegiatan barbeque party.


Pergaulan dan berbaur dengan teman


Berbaur dengan teman-teman dari negara lain bukan merupakan hal yang terlalu sulit bagi saya pribadi asalkan kita tahu bagaimana cara kita melakukan approaching terhadap mereka. Saya sekarang masuk di laboratorium yang 90% mahasiswanya merupakan mahasiswa asing dan sisanya adalah mahasiswa Jepang. Sejauh ini kita bisa bergaul dengan akrab namun tetap dengan batasan-batasan yang ada mengingat karakternya berbeda-beda, intinya terletak di bagaimana kita bisa memahami karakter mereka. Mungkin yang menjadi sedikit tantangan adalah bagaimana berhubungan dengan mahasiswa Jepang itu sendiri mengingat mereka cenderung lebih tertutup dibandingkan dengan mahasiswa dari negara lain.




PPI Ibaraki Jepang
Hobi dan keseruan lainnya


Bernyanyi merupakan salah satu hobi saya maka dari itu kenapa di Instagram saya banyak sekali cover lagu-lagu. Dengan kegiatan sesimpel itu setidaknya bisa menjadi stress release setelah berjibaku dengan tugas-tugas kuliah dan penelitian-penelitian yang ada.


Salah satu cover lagu mas Gilang: https://www.instagram.com/p/BZD2xQVlkNk/?taken-by=agylagyl


Sejauh ini saya mengekspresikan kegiatan bernyanyi saya di media sosial, kegiatan-kegiatan gathering PPI dan acara laboratorium. Agak sedikit berbeda di tahun ini, saya diberi kesempatan untuk tampil bersama teman saya di acara final Indonesian Talent Show di Kobe serta diajak berkolaborasi oleh salah satu mahasiswa Chiba untuk mengeluarkan single yang alhamdulillah sudah beredar di beberapa platform online seperti iTunes, Google Play, Amazon, dll.


Tentang piagam penghargaan


Piagam itu saya dapatkan ketika saya mengikuti acara Society Chemical Engineers Japan Meeting di Nagoya. Kegiatan tersebut merupakan konferensi tahunan yang diadakan oleh society tersebut. Saya mendapatkan penghargaan itu untuk kategori best poster presentation. Sejujurnya ini diluar ekspektasi saya pribadi mengingat ini adalah kali pertama saya menjadi peserta untuk kegiatan poster presentation dan harus bersanding dengan para peserta yang menurut saya sangat luar biasa dalam riset mereka. Terkait hal itu, yang saya lakukan pada saat itu hanya sebatas bagaimana saya bisa memaksimalkan usaha saya untuk mempresentasikan riset yang telah dikerjakan sehingga orang yang melihat presentasi saya mengerti akan riset yang saya lakukan.


Mengisi waktu luang


Kegiatan yang saya lakukan di hari libur bisa sangat beragam dimulai dari hanya berdiam diri seharian di kamar, kumpul-kumpul bareng anak-anak Indonesia lainnya, atau jalan-jalan. Tapi yang paling sering mungkin kumpul bareng anak-anak Indonesia lainnya sekedar masak-masak atau makan-makan. Lagi-lagi ini merupakan cara kami untuk sejenak melupakan penat yang ada. Kalau untuk jalan-jalan saya pernah mengunjungi beberapa tempat seperti Tokyo, Yokohama, Osaka, Kyoto, Nara, Kobe, Nagoya, Shirakawa-go, Nikko, Hakone dll. Namun yang paling sering tentunya Tokyo karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Tsukuba (45 menit menggunakan kereta).

....





3 Tips Penting!


Tipsnya sebenarnya sederhana, pertama cari tahu kenapa kamu harus melanjutkan studi di Jepang terkait apa yang ingin kamu peroleh dan seberapa besar dampak ke depan untuk karir kamu. Kedua persiapkan diri sesuai dengan apa yang universitas kamu inginkan. Ketiga terus berusaha ketika gagal karena saya sendiri pun butuh beberapa kali terjatuh hingga akhirnya saya ada disini sekarang. Terakhir jangan lupa untuk berdoa dan meminta doa dari kedua orang tua dan orang-orang terdekat.

Sabtu, 16 Desember 2017

Beasiswa S2 di Vienna University untuk Bidang Politik Ekonomi Global





Perkembangan dunia memang tidak bisa dibilang menentu dan pasti karena selalu ada hal-hal tidak terduga yang memberikan dapak luar biasa. Begitu pula dalam bidang Ekonomi Politik Global yang tentu erat kaitanya dengan perubahan dan perkembangan dunia. Nah, khusus bagi mereka yang ingin mendalami bidang tersebut ada fasilitas beasiswa untuk kuliah di Vienna University, Austria pada jenjang S2. Sebuah program beasiswa yang bernama Global Political Economy of Sustainable Development ini khusus menawarkan beasiswa pada bidang Ekonomi Politik Global bagi para lulusan S1 dari negara berkembang termasuk Indonesia. Program ini merupakan kerjasama antara United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Austrian Foundation for Development Research (OFSE).





Mengenai beasiswa yang nantinya akan diberikan pada penerimanya bisa berupa pengurangan biaya kuliah sebesar 50% hingga bahkan 100%. Sementara itu untuk program studinya sendiri nanti akan bisa diambil purna waktu selama 3 tahun atau paruh waktu selama 5 tahun sesuai dengan keinginan penerima beasiswanya.

Selanjutnya berikut ini adalah hal-hal pokok yang menjadi persyaratan bagi para calon penerima beasiswa ketika ingin mendaftarkan diri dalam program beasiswa yang satu ini.
• Warganegara di negara yang termasuk dalam daftar penerima ODA DAC
• Memiliki catatan akademis yang baik dan memang mampu menunjukkan pengalaman kerja dalam bidang yang terkait dengan studi
• Mampu menunjukkan adanya kebutuhan finansial untuk mengikuti program ini misalnya kurangnya pendapatan dari pekerjaan ribadi atau kurangnya dukungan finansial dari keluarga
• Menunjukkan nilai tambah terkait dengan penyelesaian studi ini terkait dengan karir di masa yang akan datang

Selain beberapa syarat pokok seperti yang sudah disebutkan, program ini juga meminta beberapa dokumen untuk disiapkan dan dikumpulkan sebagai syarat kelengkapan administrasi dokumen. Berikut adalah dokumen-dokumen yang harus disiapkan.
• Curriculum Vitae yang dilengkapi dengan bukti kemampuan bahasa Inggris
• Salinan paspor
• Salinan Ijazah SMA/Sederajat dan juga Ijazah S1
• Letter of Application yang wajib berisi hal-hal berikut
• Penjelasan akan seberapa jauh pelamar memenuhi persyaratan yang dminta
• Penjelasan yang menyeluruh mengenai motivasi dalam mengambil program ini
• Penjelasan mengenai kemungkinan kontribusi dari program studi ini bagi karir di masa depan
• Penjelasan mengenai pemahaman pribadi dalam hal Sustainable Development, bagian spesifik dari bidang tersebut yang diminati, dan juga bagaimana nantinya studi yang diambil bisa membantu meningkatkan kompetensi pribadi dalam hal Sustainable Development

Proses pendaftaran untuk beasiswa inibisa dilakukan secara langsung hanya dengan mengirimkan semua persyaratan dokumen kepada pihak berikut ini
Mag. Daniela Baumgartne
Program Manager
Osterreichiscge Forshungsstiftung fur Internationale Entwicklung (OFSE)
Austrian Foundation for Development Research
Sensengasse 3
1090 Wien Austria

Selain itu bisa juga dengan mengirimkannya melalui email pada alamat info.sustainable-development@univie.ac.at

Mereka yang nantinya lolos seleksi berkas dan administrasi akan diminta untuk mengikuti wawancara melalui video chat sebelum pada akhirnya keputusan akhir akan diumumkan. Nantinya yang sudah diterima dalam program beasiswa ini wajib menyerahkan pendaftaran resminya untuk program masternya. Informasi lebih lengkap mengenai program ini bisa juga ditanyakan melalui email yang sudah disebutkan atau dengan mengunjungi laman resminya pada www.postgraduatcenter.at

ERDA RAHMILAILA DESFITRI: Yuk, Kuliah ke Jepang, Simak Pengalaman Gadis Minang Ini Berjuang di Jepang!







Nama saya Erda Rahmilaila Desfitri. Baik di rumah ataupun di kampus saya biasanya dipanggil Ella. Saya berasal dari Lurah Gadang, desa pinggiran di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Saya katakan pinggiran karena sampi saat ini desa saya belum terjamah oleh signal satelit/ jaringan telepon/ HP. Tapi Alhamdulillah listrik sudah mulai masuk ketika saya duduk di bangku kelas 2 SMA. Saat ini saya kuliah di Jurusan Teknik Kimia bidang Environmental and Renewable Energy Systems Fakultas Teknik, Gifu University, Jepang, lewat program Basin water environmental Leaders (BWEL).

Mengenal Jepang dari sang Nenek …

Jepang, awal mula saya mendengar nama negara ini dari cerita nenek saya tentang penjajahan (maklum masa kecil saya tidak disuguhi dengan tontonan televisi dan gadget, hehe). Mungkin karena itu Jepang sangat familiar di telinga saya. Beranjak SD saya mulai mengenal Doraemon (mulai kelas 3 SD saya sudah bisa menonton televisi karena saya SD ikut kakak mama yang tinggal bukan di kampung halaman kami). Walaupun hanya lewat anime Doraemon saya kagum dengan lingkungan Jepang yang bersih dan tertata rapi. Dari pintu kemana saja dan baling-baling bambu (walau hanya dongeng) tapi disana menurut saya tersimpan kecanggihan teknologi dan cara berpikir yang kreatif.

Awalnya saya sempat berpikir untuk mengambil kuliah dengan Jurusan bahasa Jepang walaupun tidak pernah terpikir untuk kuliah sampai ke Jepang. Tapi karena latar pendidikan SMA saya yg berasal dari Sekolah Menengah Analis Kimia rasanya sayang kalau ilmu kimia saya, saya tinggalkan begitu saja. Dengan takdir Allah akhirnya saya di terima di jurusan Teknik Kimia, Universitas Bung Hatta.

Satu hal yang membuat saya tertarik berkuliah di Jepang adalah programnya. Saya kuliah di sini melalui program Basin Water Environmental Leaders (BWEL) yang misinya adalah mendidik mahasiswa untuk menjadi pemimpin bagi lingkungan. Dalam program ini selain mata kuliah jurusan kita, kita juga harus menyelesaikan mata kuliah yang disediakan program ini. Setelah tamat kita bakal dapat dua achievements dan dapat 2 ijazah. Jadi menurut saya ini kesempatan yang bagus. Selain itu program ini proses belajar mengajarnya menggunakan bahasa Inggris. Sedangkan kuliah S2 biasa menggunakan bahasa Jepang. Ini juga hal yg menarik bagi saya supaya bisa mengembangkan kemampuan berbahasa. Mengapa saya mengambil jurusan ini karena menurut saya ilmu di bidang ini nanti bakal bisa diaplikasikan di Indonesia.

Hal yang dilakukan sesampainya di Jepang

Setiba disini saya melapor ke siyakusho untuk mendapatkan catatan sipil dan kartu penduduk (resident card). Kemudian mengurus rekening bank dan stempel nama (disini jarang menggunakan tanda tangan). Untuk tempat tinggal saya tinggal di asrama kampus yang sebelum berangkat ke Jepang sudah diuruskan oleh staf BWEL dan supervisor saya. Biayanya sekitar 2 jutaan. Sewa asrama akan berbeda sesuai dengan fasilitas yang diberikan. Kalau asrama saya dapurnya satu untuk 8 orang. Ada lagi jenis asrama buat yang sudah menikah dan bekeluarga, harganya akan lebih mahal.


Adaptasi hari pertama

Hari-hari pertama di Jepang yang membuat saya kesulitan adalah dalam hal komunikasi karena saya baru mulai belajar bahasa Jepang setiba di sini. Saya juga kesulitan untuk menemukan makanan halal. Tapi Alhamdulillah senior-senior di sini sangat membantu. Juga teman-teman Jepang di laboratorium saya sangat baik.

Living cost in Japan

Untuk biaya karena saya hanya dapat biaya hidup satu tahun di tahun kedua ini saya melakukan baito (part time job). Kalau untuk makan siang di kantin kampus berkisar ¥500 sampai ¥1000. Tapi saya lebih sering masak sendiri untuk menjaga kehalalannya dan mendapatkan rasa yang lebih Indonesia.

Fasilitas untuk pelajar internasional

Di kampus ada medical center. Oh iya, saya lupa cerita kalau sesampai di Jepang kita juga harus terdaftar sebagai pengguna asuransi. Kalau untuk berobat di medical center kampus gratis. Kalau berobat di luar akan ada pemotongan harga sebanyak 30% dari harga yang seharusnya dbayarkan. Setiap setahun sekali akan dilakukan medical check up untuk seluruh mahasiswa.

Koneksi internet di Jepang

Di kampus difasilitasi internet gratis. Kalau di asrama disediakan juga wifi yang harus dibayar tiap bulan. Kalau untuk HP data kita akan disimpan di awal kita membeli handphone dan pembayaran dilakukan tiap bulan berdasarkan pemakaian. Jadi kita tidak bisa ganti-ganti nomor secara sembarangan.

Empat musim di Jepang, bagaimana rasanya?

Sangat terkesan sekali karena setiap tiga bulan sekali kita akan melihat pemandangan yang berbeda. Saya paling suka musim semi karena tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Bunga-bunga bermerkaran  di sana-sini. Untuk musim yang kurang saya sukai adalah musim salju karena sangat dingin apalagi kalau salju sudah mulai mencair jalanan akan mulai licin dan akan malas sekali untuk melakukan kegiatan di luar.

Future plan for Indonesia!

Sekarang saya semester terakhir program S2 insyaAllah maret akan selesai dan saya akan melanjutkan ke program S3. InsyaAllah sesampai di Indonesia saya akan mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh disini. Saya ingin menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Nantinya saya ingin juga mengirim mahasiswa-mahasiswa saya untuk melanjutkan kuliahnya d luar negeri.


Tips!

Untuk teman-teman yang mau kuliah di Jepang walaupun nanti teman-teman ikut program international akan lebih baik pelajari dasar-dasar bahasa jepang sebelum berangkat ke sini. Tetap semangat dan terus berjuang!

Tips Menjawab Wawancara Kerja dalam bahasa Inggris

Berikut 10 soal wawancara kerja dalam bahasa Inggris beserta contoh jawaban: Soal 1: Pengenalan Diri Pertanyaan: Can you tell me...