Mediaa W Askar: Ketua PPI UK 2015-2016 Asli Minang Bercerita"
Inggris.
Sebuah negara di Eropa yang memiliki banyak keistimewaan yang bisa membuat jutaan pelajar di dunia berbondong-bondong kuliah di Inggris. Dari segi pariwisata, Inggris menawarkan banyak sekali tempat dengan view yang istimewa, mulai dari bangunan tua, gedung-gedung tinggi, pantai, bukit-bukit, kastil tua, dan banyak lagi. Hal yang paling utama ya dari segi pendidikan.
Inggris adalah tempat dimana kita bisa menemukan universitas-universitas terbaik di dunia, ada Oxford University, Cambridge University, Edinburgh University, University of Birmingham, Imperial College London, University of Manchester, dan masih banyak lagi.
Nah sekarang, ada satu mahasiswa PhD di University of Manchester yang bakalan share cerita dengan kita. Beliau ini pernah menjabat ketua PPI Uk lho. Yuk, kita baca sama-sama ceritanya di bawah ini.
Saya Mediaa Wahyudi Askar, saat ini tengah menempuh studi S3 di University of Manchester jurusan Development Policy and Management. Saya lahir dan dibesarkan di Batusangkar, kota kecil di Sumatera Barat dan menamatkan sarjana di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sebelum kuliah di Manchester saya bekerja di perusahaan tambang dan melakukan berbagai program pemberdayaan masyarakat di pedalaman Kalimantan. Saat ini saya aktif terlibat dalam komunitas riset di Global Development Institute (GDI) University of Manchester, menjadi Student Representative postgraduate research program di GDI dan Ketua Keluarga Islam Manchester (KARISMA).
Kenapa saya Memilih Inggris?
Saya memilih jurusan Development Policy and Managementi University of Manchester karena studidevelopmentdi University of Manchester adalah salah satu dari tiga Universitas dengan studi development terbaik di dunia. Tetapi di balik alasan itu, ada banyak alasan lain yang sulit untuk diceritakan secara detail. Pada dasarnya, sebelum studi di Manchester saya sering berinteraksi dengan banyak masalah sosial di Indonesia terutama saat melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Papua, Kalimantan dan Sumatera. Masalah pembangunan dan kebijakan publik adalah salah satu di antara aspek penting yang harus terus ditingkatkan. Satu hal yang pasti, saya memilih Manchester bukan karena pendukung Manchester United.
Saya anti Manchester United. Liverpool adalah harga mati.
You’ll Never Walk Alone!
Karena saya studi S3, saya lebih banyak melakukan riset dan membahas topik Literasi Keuangan yang menjadi fokus saya. Saya meneliti tentang bagaimana masyarakat menggunakan uang, menabung, mempersiapkan hari tua dsb. Untuk prospek pekerjaan, lulusan studi development bisa bekerja di banyak sektor,mulai dari Pemerintah, swasta, peneliti, dosen maupun di lembaga internasional.
University of Manchester di Mata Saya!
Sebagai salah satu kampus terbaik di dunia, UoM menyediakan fasilitas yang memadai terutama untuk mahasiswa internasional. Ada banyak training gratis yang disediakan oleh kampus, untuk peningkatan soft skill smaupun untuk persiapan pasca kuliah.
Yang paling berkesan, ada fasilitas“Zzz Zone”atau fasilitas khusus untuk mahasiswa yang pengen tiduran di kampus untuk mengembalikan stamina dan semangat belajar.
Saya biasa ke kampus menggunakan sepeda. Untungnya kampus juga menyediakan jalur khusus untuk sepeda dan sarana parkir sepeda yang layak. Meski demikian, kalo lagi apes, tetap harus terima nasib. Saya pernah kehilangan ban depan sepeda. Tapi, itu bukan masalah serius, mungkin yang nyolong perlu ngumpulin duit buat biaya nikah.
Poin-poin Penting Daftar ke University of Manchester!
Proses pendaftaran dilakukan secara online. Semua persyaratan dijelaskan diwebiteuniversitas. Secara umum, pendaftaran mahasiswa dibuka sepanjang tahun. Untuk lebih jelasnya, bisa langsung buka website universitas dan cari program yang kita inginkan. Pastikan kita sudah memenuhi semua persyaratan tersebut. Setiap program biasanya memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Proses pendaftaran hingga akhirnya diterima saya lakukan sendiri. Mulai dari mendaftar secara online, menghubungi Professor dan kemudian diterima. Memang rumit, tapi itu adalah bagian dari proses. Prinsip saya, jangan dulu bertanya ke orang lain, sebelum kita mencoba melakukannya sendiri berkali-kali.
Beasiswa di Inggris.
Saya tidak tahu banyak beasiwa untuk S1 dan S3 kecuali LPDP, Chevening, beasiswa Spirit dan beasiswa dari Dikti. Saya pernah mendengar beberapa kawan yang studi PhD mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Inggris. Namun demikian itu hanya disediakan untuk penduduk Inggris. Memang ada juga beasiswa yang disediakan oleh Universitas untuk mahasiswa S3, S2 maupun S1, tetapi itu sangat beragam di setiap kampus. Jadi, ada baiknya rajin-rajin ngecek website kampus.
Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Kuliah ke Inggris!
Selain dokumen, menurut saya yang perlu disiapkan untuk berangkat sekolah ke luar negeri adalah fisik dan mental. Perbedaan cuaca, gaya hidup, ataupun makanan tentu memaksa kita untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Sehingga perlu dipastikan kita punya fisik yang prima. Kedua, kita harus siap mental. Sekilas, memang terlihat bahwa sekolah di luar negeri adalah sesuatu yang membahagiakan. Bisa jalan-jalan di luar negeri, ataupun upload foto-foto keren di Instagram.
Tapi, banyak yang tidak sadar, bahwa hidup itu adil. Kebahagiaan pasti diganjar dengan kesulitan yang sama besarnya. Foto-foto indah yang di-uploadorang-orang yang sekolah di luar negeri kadangkala hanya kamuflase. Dibalik itu tersimpan perjuangan yang melelahkan. Mulai dari tidur cuma tiga jam sehari. tekanan dari supervisor, deadline yang sangat singkat, kecewa karena nilai tidak memuaskan atau pun stress karena terus makan kentang dan rindu nasi padang.
Jadi, bulatkan tekad bahwa sekolah ke luar negeri benar-benar semata ingin berjuang mencari ilmu dan meningkatkan kapasitas diri.
Proker Paling Berkesan Selama Menjabat Sebagai Ketua PPI UK!
Banyak momen menggembirakan yang saya lewati selama memimpin PPI UK. Tetapi tentu juga banyak momen menyakitkan karena berbagai kekurangan. Momen yang paling mengharukan adalah ketika melihat teman-teman mahasiswa begitu antusias mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan. Ternyata, di balik pesimisme banyak orang terhadap generasi Indonesia masa depan, ada banyak anak muda yang begitu cinta trerhadap Indonesia. Setiap kali kegiatan PPI UK, saya selalu menemukan anak-anak muda yang hebat dan punya cita-cita luar biasa untuk Indonesia. Momen lainnya, yang sulit dilupakan adalah ketika PPI UK mendapatkan penghargaan sebagai PPI negara terbaik tahun 2016. Ini adalah prestasi seluruh mahasiswa Indonesia di UK, yang masih terus peduli terhadap masyarakat di sekitarnya dan juga Indonesia.
Hikmah yang bisa saya petik,satu orang pintar tak akan bisa melakukan apa-apa.
Tapi ketika sekelompok orang berdiskusi bersama dan saling memberikan masukan, perubahan pasti akan terjadi.
Tentang Tips dan Motivasi
Sebelum sekolah di Manchester, saya beberapa tahun melakukan program pemberdayaan masyarakat di pedalaman Papua dan Kalimantan. Jika pulang nanti, saya ingin melanjutkan cita-cita saya yang belum selesai di kampung-kampung itu. Selain itu, saat ini saya tengah mengerjakan riset tentang bagaimana masyarakat kecil menggunakan uang. Suatu saat saya ingin membuat program pendampingan sederhana untuk masyarakat kecil tentang bagaimana memanfaatkan institusi finansial secara optimal, bagaimana seharusnya mengelola keuangan rumah tangga, menjalankan usaha kecil-kecilan dan mempersiapkan hari tua. Semua hal yang saya lakukan sampai dengan saat ini tentunya didukung oleh orang-orang terdekat. Saya tidak akan bisa sejauh ini tanpa dukungan kedua orang tua saya. Saat sayamstress dan menghadapi banyak kendala, beliau selalu memberikan motivasi bahwa kebahagiaan pasti sebanding dengan kesulitan. Kebahagiaan yang besar harus dibayar dengan masalah-masalah besar. Itu kenapa saya selalu berjuang untuk terus mencoba melakukan yang terbaik. Disamping itu, beliau adalah motivator saya untuk selalu aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Ayah saya adalah ketua RW dan Ibu saya adalah pengurus yasinan ibu-ibu di kampung. Meskipun jabatannya sederhana tetapi sudah sukes mempengaruhi cara berpikir saya tentang pentingnya rasa peduli untuk masyarakat.
Selanjutnya, sekolah ke luar negeri membutuhkan proses yang cukup panjang. Mulai dari mencari Universitas, mempersiapkan Bahasa inggris maupun mencari beasiswa. Dalam proses itu, kita mungkin saja sukses atau gagal. Kita harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi.Kedua, tanyakan ke diri sendiri, apakah kita benar-benar butuh sekolah di luar negeri? Banyak orang yang memutuskan untuk sekolah di luar negeri hanya sekedar ikut-ikutan trend pemburu beasiswa. Ada tanggung jawab besar yang dipikul oleh orang-orang yang studi di luar negeri. Tidak hanya menyelesaikan kuliah dengan nilai terbaik, tetapi juga bagaimana berkontribusi untuk Indonesia terutama bagi mereka yang mendapatkan beasiswa yang dibiayai negara.
Pengalaman Paling Mengesankan ?
Selama aktif di PPI UK, saya bertemu dengan mantan Presiden SBY, Presiden Jokowi maupun beberapa Menteri. Kadang masih setengah percaya, saya bisa bertemu dan berdialog langsung dengan orang penting di Indonesia. Tetapi yang paling berkesan bukan itu. Tahun lalu saya dapat tiket gratis dari salah satu sponsor klub sepak bola Liverpool. Saya diundang untuk makan malam bersama legenda Liverpool, bertemu langsung dengan beberapa pemain Liverpool dan nonton gratis pertandingan Liverpool di kursi VVIP. Dulu waktu kecil hanya nonton pertandingan Liverpool di TV-TV dan tidak pernah terbayangkan bisa bersalaman langsung apalagi makan malam bersama mereka.
Traveling di Luar Negeri
Tahun lalu saya sempat Backpaker jalan-jalan ke beberapa negara di Eropa. Tidur dihostel-hostel murah, di stasiun, di airport dan di dalam bus. Memang banyak hal baru yang saya temukan, foto-foto“indah”denganbackgroundgedung-gedung ala Eropa. Tapi jujur, belum ada yang menggantikan indahnya alam-alam Indonesia. Saya tidak lebay, pantai di Gunung Kidul jauh lebih cantik dari seluruh destinasi pantai di Inggris.
Pesan buat The Kops Indonesia
Saya tinggal di Manchester dan saya adalah pendukung Liverpool. Itulah jawaban standar saya ketika ada yang berseloroh“pasti kuliah di Manchester karena Manchester United”.Saya anti Manchester United, bukan karena klub atau pelatihnya. Tapi lebih karena otak saya yang sepertinya sudah didesain anti mainstream. Dahulu kala, di kampung saya, Manchester United begitu diagung-agungkan karena selalu juara. Tapi tidak bagi saya, prinsip saya waktu itu, yang harus diperjuangkan itu adalah tim yang selalu kalah. Haha, itu kenapa saya cinta Liverpool, tim yang seringkali dibully. Boleh setuju atau tidak, tapi pliiiiissss jangan tertawa. Prestasi Liverpool memang tidak sementereng Barcelona dan Juventus, terakhir kali juara Liga Inggris, 26 tahun yang lalu, saat saya masih dalam ayunan. Sejak itu tidak ada yang spesial, kecuali juara liga champions tahun 2005, lebih dari satu dekade yang lalu.Tapi tak apa, yang perlu kita miliki hanyalah mental juara.
Begitu juga dalam hidup. Tak perlu risau apa kata orang lain meskipun kita gagal berkali-kali. Kita mungkin saja gagal melamar pekerjaan, gagal menikah, gagal pada saat ujian. Tak masalah, selama kita memiliki mental juara, kita adalah juara yang sebenar-benarnya.