Halo, sobat Mahasiswa.
Saya Miftachudin, saya lahir di Bawen kabupaten Semarang, 33 tahun yang lalu. Tidak ada yang spesial tentang tempat kelahiran saya, wong ndeso kayak Jokowi. Akan tetapi, hal-hal biasa itulah yang menjadi bahan bakar saya untuk berjuang mencapai hal-hal terbaik. Salah satunya di bidang pendidikan, saya pernah mendapatkan 2 beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Master. Satu beasiswa tersebut adalah beasiswa Ford Foundation yang akhirnya saya ambil untuk melanjutkan studi ke Inggris, di kampus tercinta Manchester University. Kampus yang letaknya diapit oleh dua klub sepakbola Manchester United and Manchester City.
Kalau kamu salah satu fans mereka, maaf ya saya sudah kulik-kulik ke sana. Akan tetapi, sepakbola bukanlah alasan saya kuliah di Inggris. Prinsip saya memilih jurusan yang tepat adalah hal yang pokok.
Kuliah dimanapun boleh, termasuk di Indonesia, karena bisa dilihat bahwa negara kita juga tidak kalah soal kualitas. Karena bidang keahlian saya bahasa Inggris, makanya saya ngotot untuk belajar di luar negeri semisal US, Australia, atau UK. Jadi, selain belajar teori dan metode pengajaran bahasa Inggris di kelas, saya juga belajar bahasa Inggris dalam lingkungan yang memaksa saya untuk ahli dan lancar menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi ahli dengan menggunakan metode jurus KFC 'Kefefet Chekali'mengadopsi jurus KFF 'Kefefet' milik Purdi E. Chandra. For your information, saat ini saya sudah lulus di bulan September tahun 2012. Kuliah yang saya tempuh dalam kurun waktu satu tahun, mulai September tahun sebelumnya. Satu tahun yang ketat dan panas di bagian dunia yang selalu dingin.
Sebuah perjalanan panjang dan melelahkan dimulai dari satu tahun seleksi beasiswa dari tahun 2009, belajar bahasa Inggris intensif di Universitas Indonesia sejak pertengahan 2010 sambil mengikuti proses pendaftaran bulan Januari2011, mulai membuat Personal Statement, Study Objective, Test TOEFL dan IELTS untuk mendapatkan LOA.
Nah, setelah persyaratan-persyaratan tersebut terpenuhi untuk kemudian dikirim ke universitas yang dituju. Untuk jenis-jenis persyaratan bisa dilihat di website masing-masing universitas.Saya sendiri tidak begitu fanatik terhadap kampus tertentu di Inggris, karena rata-rata kualitas mereka sama. Memang ada kampus yang kuat di satu bidang, sedangkan satu kampus kuat di bidang lain.
Semisal LSE (London School of Economics) kuatdalam bidang keilmuan ekonomi yang melahirkan pakar-pakar sekelas bu Sri Mulyani yang sekarangmenjadi Deputi Direktur Bank Dunia. Artinya, silahkan mengirim aplikasi ke semua kampusyang menyediakan jurusan yang kita maksud. Kali aja ada kampus yang langsung memberi Unconditional LOA (Letter of Acceptance) seperti yang saya dapatkan, jadi bisa masuk kampus tanpa harus ikut kursus bahasa Inggris tambahan dan memenuhi nilai test IELTS yang diminta jurusan.
Berbincang mengenai beasiswa dari kampus, Manchester University menyediakan beasiswa sebelum masuk kampus (mungkin berbeda dengan kampus lain).
Skema perekrutannya sama seperti beasiswa belajar pada umumnya. Namun, informasinya terbatas. Salah satu contoh teman kuliah saya yang berasal dari Bangladesh mendapatkan beasiswa dari Manchester University untuk program Master.
Jadi kampus tidak memberi beasiswa di tengah perjalanan studi kita, karena mekanismenya akan sulit dan ribet. Jika ingin beasiswa di tengah studi, kita bisa mengejar beasiswa untuk jenjang pendidikan berikutnya yaitu PhD.
Misal setelah semester satu nilai kita bagus, kita bisa menanyakan caranya mendapat beasiswa PhD kepada ketua jurusan.
Jadi persiapan dan pendaftarannya lebih awal, dan tentunya akan menjadi lebih berat karena sambil menyelesaikan kuliah S2. Yang jelas, cita-cita besar tidak akan pernah mudah, hanya orang-orang yang niat dan punya visi hari ini yang akan mendapatkan masa depan.
Jika memang harus kuliah dengan biaya sendiri dan masih kekurangan dana, maka kita bisa sambil bekerja.
Be creative!
Banyak jalan menuju Roma, begitu kata bang Rhoma Irama hehe. Harus berani begadang asal ada artinya.
Banyak teman-teman yang selain kuliah sambil bekerja di restoran,toko, bar, cuci mobil dan lain-lain.
Hal tersebut diperbolehkan karena sudah tertuang di Visa kita bahwa pelajar boleh bekerja maksimal 20 jam dalam 1 minggu. Itupun pekerjaan yang formal loh ya, pekerjaan yang harus mengajukan lamaran dan mencantumkan nomor induk pencari kerja di Inggris.
Akan tetapi, masih banyak pekerjaan non formal semisal jualan online, jualan di acara kumpul-kumpul, bekerja online dan lain-lain.
Nah, acara kumpul-kumpul ini pula selain sebagai ajang jualan juga sebagai ajang kita orang Indonesia untuk berburu makanan Indonesia. Soalnya nggak ada tuh yang jualan bakso keliling, dan dimana tempat untuk mendapatkan itu ya hanyadi acara gathering.
Walaupun kalau kebelet kangen makanan Indonesia kita bisa masak sendiri dan dapat bahan-bahannya dari Middle EastStore atau Chinese Town, akan tetapi masakan kita seringnya tidak seenak abang tukang bakso dan siomay di acara kumpul bareng tersebut.
Salah satu budaya yang menarik di Inggris adalah pelestarian arsitektur bangunan. Jadi, kita bisa melihat perkembangan bangunan dari jaman Anglo Saxon sampai jaman beton modern saat ini.
Hal tersebut berlaku di seluruh wilayah Inggris. Bangunan lama tidak boleh dirubuhkan, tapi boleh diganti arsitektur bagian dalamnya. Artinya, warna pemandangannya tidak melulu rumah cluster, kotak berderet-deret. Akan tetapi ada bangunan tua semacam difilm Harry Potter, bersanding dengan gedung beton dan rumah kaca. Selain itu, masyarakat di sana ramah-ramah kok.
Tidak seperti dugaan kita, jika lingkungannya dingin maka masyarakatnya jugadingin. Kalau cenderung individualis mungkin, jarang-jarang silaturahmi nongkrong berkunjung ke tetangga mungkin, hanya saja hal-hal tersebut didorong semangat untuk mandiri.
Secara umum mereka ramah, dan bertanya kepada orang asing tentang apa yang bisa dibantu. Mungkin karena banyaknya pelajar dari luar Inggris belajar di negara tersebut yang menyebabkan masyarakat lokal berusaha untuk menunjukkan keramahan sebagai tuan rumah. Yang terpenting adalah keramahan haruslah disambut keramahan, maka persahabatan akan terjadi.
Jangan menunggu mereka bertanya walaupun kita terbiasa pasif di Indonesia. Anggap saja di rumah sendiri, dimana kita selalu aktif dan inisiatif. Kalau merekaramah dan mau ngobrol ya lanjut.
Kalau mereka membosankan dan garing,ya udah tinggal aja. Soalnya karakter kita kadang tidak selalu cocok dengan semua orang Inggris, dan begitu pula sebaliknya.Yang perlu kita sadari saat kita akan pergi ke Inggris, sebetulnya sama seperti saat kita pindah rumah dari kota satu ke kota yang lain.
Pepatah mengatakan"dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung". Takdir kita belajar di sana maka kita dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cuaca, makanan, jarak dengan keluarga, bahasa, budaya dll.
Fokus saja bagaimana menyelesaikan studi sesuai waktu yang ditentukan. Hal-hal di luar itu adalah bumbu untuk kita berkembang lebih darihanya seorang kutu buku.
Butuh waktu memang untuk tegak percaya diri dinegeri orang. Kalaupun misal tidak bisa sendiri, banyak kawan-kawan sekelas yang enak diajak ngobrol, banyak kawan-kawan Indonesia yang tergabung dalam PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) yang secara sukarela memberi masukan, nasehat, dan bantuan.
Manfaatkan juga Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) sebagai perpanjangan tangan negara Indonesia yang nantinya banyak membantu jika kita dalam kesulitan.Nah, gimana sobat. ceritanya? Inspiratif kan?
Yuk persiapkan kemampuan Bahasa Inggris dengan Baik, Cambridge Lhokseumawe dengan senang hati akan membantu kamu. Segera dapatkan kesempatan kursus privat dilatih dari Dasar Jaminan Sampai Lancar.
Mau tahu info lengkap lainnya?
Datang langsung ke Jalan air bersih / jln Karimuddin Hasballah , ruko no 41, disamping mitra klinik, (bisa lewat jln Peutua Ibrahim dekat Kantor RRI pajak inpres) pas di simpang empatnya trus belok kiri, atau telfon aja ke nomor :
0823 6715 2233 ataupun ke nomor
0823 6493 9007 untuk ikut kelas dengan penawaran menarik sekarang juga!