- Wasliyatul Hasanah, mahasiswi Teknik Kimia Program Studi Pengolahan Minyak dan Gas Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) berhasil lulus beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2023. Wasliyatul yang akrab disapa Lia masuk dalam daftar 590 penerima program beasiswa belajar ke luar negeri mengalahkan ribuan mahasiswa lainnya.
Mahasiswi semester tiga ini akan belajar selama satu semester di Aeres University, Belanda. Di sana, Lia akan belajar tentang water management. "Kebetulan memang pernah belajar ilmu ini (water management). Jadi, saya ingin mencoba untuk memperdalam dan mengambil perspektif dari para ahli di luar negeri," kata Lia dilansir dari laman Direktorar Jenderal Vokasi pada Senin, 24 April 2023.
Kampus Aeres University, kata Lia, bukan merupakan pilihan pertamanya. Awalnya, Lia memilih University of Strathcyde di Inggris. Alasannya karena beasiswa yang ditawarkan di kampus tersebut di bidang renewable energy. Bidang tersebut sesuai dengan jurusan Lia belajar di PNL.
Sejak kecil, Lia mengaku berkeinginan untuk bisa studi di luar negeri. Dia ingin melihat dan belajar langsung bagaimana negara-negara Eropa bisa lebih maju. Keinginannya semakin besar ketika kawannya berhasil mengikuti pertukaran mahasiswa ke Amerika Serikat melalui program Community College Initiative Program CCIP dari Aminef.
“Jadi, kita bisa dapat insight untuk memajukan daerah kita sendiri nantinya,” kata Lia.
Bagi Lia, program IISMA ini membantu ia selangkah lebih dekat pada cita-cita dan impian masa kecilnya. Apalagi, Lia sebenarnya sudah ingin belajar ke luar dari Lhokseumawe untuk dapat perspektif baru.
Selepas SMA, Lia sebenarnya sempat mendaftar ke LNG Akademi di Bontang, Kalimantan. Sayangnya saat itu ia gagal. Lia juga sempat mendaftar di Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh. Namun, keinginannya urung terlaksana. Meskipun mendapat tawaran beasiswa, namun untuk biaya hidup di Banda Aceh juga tidak mudah.
"Jadi, pertimbangan lebih karena biaya hidup. Di rumah juga ada adik-adik yang masih sekolah dan perlu biaya juga," kata.
Berasal dari keluarga sederhana, ayah Lia, Zainal Abidin bekerja sebagai staf administrasi di salah satu kampus swasta. Sementara sang ibu, Rohani lebih fokus mengurus rumah tangga. Untuk biaya kuliah di PNL pun ia mendapat bantuan dari program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah).
Selama di kampus, Lia menorehkan sejumlah prestasi. Dia merupakan runner-up mahasiswa berprestasi PNL 2022 dan menjadi finalis karya tulis ilmiah MYRES bidang sosial humaniora Kementerian Agama.
"Ini juga yang memotivasi saya untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa mendapat kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat orang tua dan membanggakan orang tua,” kata Lia.
Rencananya, Lia akan berangkat pada September mendatang. Saat ini, dia masih mengurus beberapa keperluan administrasi dan visa. Lia akan mendapat kesempatan belajar di kampus Aeres University dengan seluruh pembiayaan ditanggung oleh pemerintah.
Namun, Lia mengaku untuk mengurus visa tak mudah. Sebab, harus dilakukan di Jakarta dan membutuhkan biaya untuk terbang ke sana.
"Nanti saya akan pelan-pelan bicara dengan keluarga. Semoga ada rezekinya," ujar Lia seraya berharap diberikan kemudahan untuk berangkat ke Belanda dan kembali lagi ke tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar