Senin, 04 Juli 2016

Mau Kuliah ke Jerman Seperti B.J. Habibi? Simak Dulu Pengalaman NATANEL IVAN: Mahasiswa Indonesia di RWTH Aachen University Jerman yang Ikut Shooting Film Rudi Habibie!





Menginjakkan kaki di Jerman dan berkuliah di sana menjadi sebuah mimpi besar yang menjadi nyata bagi Natanael Ivan. Laki-laki yang akrab disapa Ivan ini menjadi salah satu putra asal Indonesia yang tengah berkuliah di RWTH Aachen University, Jerman. Kepada kita, Ivan membagikan pengalamannya selama merantau di Jerman sekaligus pengalaman menariknya ikut shooting dalam film Rudy Habibie di Aachen, Jerman.Ingin tahu cerita lebih lengkap? Check this out!



Mari kita kenalan dulu...

Halo, nama saya Natanael Ivan. Saya berasal dari Bandung, Jawa Barat. Saat ini sedang kuliah di RWTH Aachen University yang berlokasi di Aachen, Jerman jurusan teknik mesin dan nantinya ingin mengambil penjurusan ke arah penerbangan/ mesin pesawat. Saya memulai kuliah di sini pada bulan Oktober tahun 2015.

Motivasi Kuliah di Jerman

Saya bisa mempunyai ide untuk kuliah di Jerman ketika salah satu agen studi dari Jakarta mengadakan Edufair atau pameran pendidikan di sekolah saya dan saya tertarik dengan total biaya yang dikeluarkan untuk berkuliah di sini cukup murah dan juga Jerman terkenal dengan dengan jurusan teknik mesinnya karena di sini banyak pabrik-pabrik yang mempunyai brand dunia seperti Mercedes Benz, Volkswagen, BMW, Airbus, Bosch, dll.

Persiapan yang Dilakukan!

Untuk kuliah di Jerman diperlukan satu tahun studienkolleg atau seperti College dalam bahasa Inggrisnya. Studienkolleg ini dapat dilalui baik langsung di Jerman maupun di Indonesia.Kebetulan di Indonesia terdapat satu-satunya Studienkolleg yang berada di luar Jerman dan berlokasi di BSD City, Tangerang Selatan. Di Studienkolleg kami banyak pelajaran SMA seperti Fisika, Matematika, Kimia, Biologi dalam bahasa Jerman dan tentunya bahasa Jerman. Nilai akhir yang saya peroleh dalam ujian akhir atau Festellungsprufung digunakan untuk mendaftar universitas di Jerman program studi Bachelor.

Sebelum masuk ke Studienkolleg saya telah mempersiapkan bahasa Jerman dari kelas 2 SMA selama dua tahun. Syarat untuk masuk Studienkolleg adalah kita harus mempunyai ijazah bahasa dengan level B1 untuk standar Eropa. Ijazah B1 tersebut dapat diperoleh melalui ujian B1 di Goethe Institut.



Pendapat Ivan Tentang Jerman

Sesampainya saya di Jerman saya cukup kagum dengan segala keteraturan dan kenyamanan tinggal di Eropa. Kota-kota besar di sini relatif cukup jauh lebih tenang jika kita bandingkan dengan kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dll. Sebagai mahasiswa yang baru sampai kita harus segera melapor diri ke dinas kependudukan setempat lalu kita memperpanjang visa kita agar diberi ijin tinggal atau dalam bahasa Jermannya Aufenthaltserlaubnis. Kebetulan saya mempunyai kakak kelas di Jerman dan tempat tinggal sudah dicarikan olehnya.

Akomodasi Selama di Jerman

Di sini saya pernah tinggal di asrama mahasiswa dan juga di private apartment. Awal saya sampai di sini saya tinggal di kota Karlsruhe selama enam bulan. Di sana saya pertama kali tinggal di sebuah private apartment di daerah Europaplatz, Karlsruhe, dengan tiga kamar tidur yang kebetulan isinya semua adalah orang Indonesia. Dapur dan WC kita pergunakan bersama-sama. Harga kamarnya untuk saya adalah 250 euro per bulan dengan luas kamar sekitar 12 meter persegi. Tentunya jika saya mengambil kamar yang lebih besar, saya harus membayar lebih.

Setelah itu saya pindah ke asrama mahasiswa atau Studentenwohnheim di daerah Tenneseeallee dan saya mendapat kamar seluas 20 meter persegi dengan harga yang sama. Tentunya jika kita tinggal di asrama akan lebih murah. Setelah itu saya pindah ke kota Aachen dan saya tinggal di sebuah private apartment di daerah Ponttor, Aachen dengan luas kamar 10 meter persegi dan biaya per bulan 245 euro.

Cara Menyesuaikan Diri Dengan Cuaca di Jerman

Untuk cuaca saya tidak mengalami kesulitan yang signifikan karena mungkin saya mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Sistem Perkuliahan di Jerman

Sistem kuliah di Jerman juga seperti di Indonesia yaitu SKS, tetapi kita membayar biaya kuliah bukan seberapa banyak SKS yang kita ambil. Di Jerman biaya kuliah bergantung pada peraturan negara bagian tersebut dan biaya tersebut berbeda-beda di setiap negara bagian. Saya tinggal di Aachen, negara bagian Nordrhein-Westfallen dan biaya kuliahnya sekitar 240 euro per semester. Biaya tersebut sudah termasuk semester ticket yang dapat kita gunakan untuk menggunakan transportasi umum, baik bus, trem, kereta, di satu negara bagian tersebut. Untuk sistem ujian di universitas Jerman mengenal tiga kali percobaan untuk menulis mata kuliah yang sama. Ujian dilakukan di akhir semester, jika kita telah gagal atau tidak lulus sebanyak tiga kali, kita harus keluar dari universitas tersebut dan tidak dapat kuliah di Jerman dengan jurusan yang sama.

Kegiatan di Luar Kuliah

Di sini saya cukup aktif dalam PPI atau Perhimpunan Pelajar Indonesia dan KMKI atau Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia. Kebetulan saya beragama Katolik. Selain organisasi, saya juga senang berolahraga seperti badminton, basket, dan sepak bola bersama mahasiswa Indonesia yang lain.



Bekerja Part Time

Saat ini saya sedang mencari kerja part time dan dulu saya pernah bekerja di salah satu perusahaan pada saat liburan musim panas. Bekerja di Jerman cukup menyenangkan dan di sini jasa sangat dihargai.

Dosen Favorit dan Karakter Dosen

Dosen favorit saya bernama Prf.Dr.Ing-Bernd Markert. Beliau mengajar modul Mekanika Teknik 1. Saya sangat menyukai beliau karena beliau mengajar dengan sangat jelas dengan gayanya yang sangat santai. Bisa dibilang beliau adalah salah satu ‘dosen gaul’ di RWTH, karena selain teknik mengajarnya yang bagus, beliau ikut serta dalam tim inti Ice Hockey dan juga seorang body builder.

Gambaran Biaya Hidup di Jerman

Biaya hidup di Jerman sebenarnya relatif, tergantung dimana kita tinggal dan juga pengeluaran tiap individu yang berbeda-beda. Kisaran biaya hidup saya per bulan adalah 550 euro sampai 650 euro tergantung seberapa sering saya jalan-jalan, berbelanja, dan makan di luar.

Alat Transportasi

Ketika di Karlsruhe, saya menggunakan transportasi trem untuk berkeliling dan berpergian. Di Aachen tidak terdapat trem dan hanya ada bus untuk transportasi umum dalam kotanya. Untuk berpergian jarak jauh tetapi masih dalam negara Jerman biasanya saya menggunakan kereta jarak jauh.

Karakter Teman

Kebetulan saya langsung dapat menemukan teman yang klop dengan saya dan saya tidak mengalami kesulitan untuk bergaul di sini.



Pengalaman Unik Tak Terlupkan

Ya, ada kejadian yang baru saja terjadi. Minggul lalu secara sangat kebetulan film ‘Rudy Habibie’ atau film Habibie dan Ainun 2 yang merupakan prekuel dari film yang pertama melakukan shooting di Aachen, yang merupakan kota tempat dimana mantan presiden kita, pak B.J.Habibie berkuliah. Beliau pernah menimba ilmu di tempat yang sama dengan saya. Saya sangat senang karena dapat bertemu dengan pemain-pemain film yang sangat terkenal di Indonesia seperti Chelsea Islan, Reza Rahardian, Ernest Prakasa, Pandji Pragiwaksono, Indah Permatasari, Boris Bokir, dan lain-lain. Kami sempat mengobrol banyak dan bertukar pikiran dengan mereka. Kebetulan sekali saya sempat diajak untuk bermain oleh sutradaranya, yaitu Hanung Bramantyo yang menggarap film ini. Saya bermain sebanyak satu scene bersama Ernest Prakasa (jangan lupa saksikan aksi kami di film tersebut yang akan tayang lebaran tahun ini). Saya sangat senang dengan hal tersebut dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat langka yang mungkin tidak akan pernah terulang lagi selama saya kuliah di Aachen.

Motivasi Untuk Pelajar Indonesia yang Akan Kuliah ke Jerman




Bagi yang ingin kuliah ke Jerman dapat mulai mencari informasi di google dan dapat bertanya kepada grup PPI Jerman di facebook. Untuk kuliah di sini prosedurnya cukup ribet dan kuncinya hanya ulet mencari dan membaca. Pada awalnya mungkin kita merasa ‘kok ribet amat ya kuliah di Jerman, harus ini itu, kok kurang ini, cara daftar gimana sih, bikin visa gimana sih’. Asal kita mau usaha untuk mencari informasi tersebut pasti kita dapat sukses dan dapat berkuliah di sini. Ya bisa dibilang susah-susah gampang hehehe.

Kunci yang kedua adalah harus rajin. Kalau mau kuliah di Jerman, saya cuma tanya ke Jerman mau apa? Kalau jawabannya mau kuliah ya silakan ke Jerman. Tapi kalau cuma mau main-main sama kuliah nggak serius mending jangan ke sini (bukan nakut-nakutin tapi menurut saya kuliah di sini cukup berat dan kalau nggak rajin tidak akan bisa, daripada pulang balik ke Indonesia tanpa gelar apa-apa). Di samping itu untuk kuliah di Jerman sangat nyaman kok dan sebagai student kita diberikan berbagai macam banyak sekali privilege seperti discount dll. Selamat mencoba dan ditunggu kedatangannya di Jerman!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar