Minggu, 03 Juli 2016

Wujudkan Cita-citamu Kuliah ke Luar Negeri (Taklukkan Dirimu)



Dirimu adalah musuhmu. Mungkin kata-kata ini selalu cocok buat kita. Apalgi kalau kamu adalah salah satu orang yang merasa bahwa kamu tidak cukup pantas untuk bisa kuliah ke luar negeri. Mungkin kamu berpikir kamu kurang pintar, nilai kamu pas-pasan, atau lain sebagainya. Padahal sebenarnya kamu bisa kak untuk meraihnya. Asalkan kamu punya kemuan yang kuat untuk mencapai tujuan itu. Salah satu caranya adalah kamu harus bisa menundukkan dirimu sendiri dulu.
Tapi tentu saja menundukkan diri sendiri tidak pernah mudah. Bahkan Lao Tzu, seorang filsuf dari Cina, pernah mengatakan, ”Menundukkan orang lain membutuhkan tenaga. Menundukkan diri kita sendiri membutuhkan kekuatan.”


Sepertinya kita harus mengamini pendapat Lao Tzu ini. Karena pada kenyataannya, mudah bagi kita menasihati orang lain. Namun, terasa sangat sulit bagi diri kita sendiri untuk melakukannya. Bahkan sangat mudah untuk kita membuat orang lain menuruti apa yang kita inginkan. Kita Cuma harus mengasah kemampuan berkomunikasi saja. Dengan kemampuan komunikasi yang handal, kita bisa saja mempengaruhi orang-orang di sekitar kita. Tapi coba kita lihat ke dalam diri kita sendiri. Mudahkah kamu menundukkan diri sendiri supaya tidak jatuh dalam sebuah kemalasan, rendah diri, dan juga keburukan?

Tapi untungnya, manusia tak hanya dianugerahi akal namun juga self awareness (kesadaran diri). Self awareness ini adalah senjata yang paling ampuh untuk kita mengendalikan diri dalam jalur yang seharusnya. Hal tersebut bertujuan agar kita sadar akan seluruh perasaan dan emosi kita. Sayangnya, mengelola self awareness ini tidaklah mudah. Banyak sekali batu sandungan bahkan hambatan besar yang justru akan membuat kita melaju beringas tanpa perhitungan. Atau mungkin kamu malah hanya bisa diam terus-menerus dalam sebuah tempurung yang memenjarakan karena takut menghadapinya.

Nah, kalau kamu tidak bisa mengendalikan self awareness-mu sendidi dan malah berada dalam kondisi stagnan bisa jadi kamu sedang terjangkit penyakit mental block. Sesuai dengan namanya, penyakit ini memang menyerang pertahanan mental kita. Bentuknya bahkan bermacam-macam, bisa berupa ketakutan terhadap hal baru, terlalu takut untuk memulai, malas mengeksplore sesuatu, atau bahkan sekadar gengsi. Semuanya itu akhirnya hanya bisa membuat kita jalan di tempat alias tidak bergerak ke manapun. Jangankan maju, berpikir untuk memulai saja mungkin sangat sulit buat kamu.

Penyakit mental block ini bahkan bisa sangat berbahaya untuk masa depanmu. Harus kita akui bahwa orang yang banyak terpapar mental block hanya memiliki sedikit kesempatan atau bahkan tidak punya kesempatan sama sekali untuk sukses. Ya jelas dong. Bagaimana mau sukses, sedangkan kamu tidak punya usaha sama sekali untuk menundukkan diri sendiri. Kalau kamu punya penyakit ini, maka kamu harus segera mewaspadainya.



Tapi jangan khawatir, gak cuma kamu kok yang punya penyakit ini. Bahkan seorang pengusaha media sekaliber Harry Tanoe pun ternyata pernah mengidap mental block yang cukup fatal. Dilansir dari sebuah laman berita, dijelaskan bahwa Harry muda adalah Harry yang gagal. Saat SMA, ia masuk dalam jajaran anak nakal, bodoh, dan juga malas belajar. Harry muda hidup dalam belenggu mental block yang kuat. Sampai-sampai ia harus merelakan masa SMAnya. Ya, ketika SMA ia mempensiunkan dirinya sendiri alias drop out.

Peristiwa drop out inilah yang kemungkinan menjadi tamparan keras bagi Harry Tanoe. Selepas DO, barulah Harry mulai berpikir bahwa perilakunya harus segera diubah. Karena ia meyakini, jika ia tetap melanjutkan kebiasaan lamanya ini maka kehancuran sudah pasti akan datang padanya. Dari situlah kemudian ia mulai memperbaiki diri.

Untungnya, kedua orang tua Harry masih mempercayainya ketika Harry memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Walaupun orang tuanya bersedia menuruti dengan sejumlah syarat. Salah satunya adalah ia harus bersedia serius belajar dengan keras. Akhirnya Harry mati-matian mengejar ketertinggalannya di SMA. Hingga kemudian pada tahun 1980, ia mengikuti ujian paket C. Segera setelahnya, ia berangkat ke Kanada setelah mendapat ijazah persamaan.

Di Kanada, ia belajar bisnis di Carleton University dan dilanjutkan ke Ottawa University untuk gelar Master of Business. Keseriusannya belajar kemudian membuahkan hasil. Salah satunya ia mampu meraih gelar cum laude dan mendapat beasiswa. Mengejutkan, bukan? Seorang yang bahkan di DO dari SMA, malah bisa mendapatkan beasiswa S2. Bahkan saat ini ia termasuk jajaran orang yang mempunyai jaringan media terbesar di Asia Tenggara. Ia hanya melakukan satu hal, yaitu menaklukkan diri sendiri. Lalu bagaimana denganmu? Masih berpikir kalau kuliah di luar negeri itu gak mungkin?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar